Thursday 16 May 2013

(Ga jadi) ikutan lomba Hari Kartini (lagi)

Untuk kesekian kali saya membatalkan mengikuti lomba, hahaha

Gila, malu-maluin banget ya, tapi kalo ga salah inget, ini lomba waktu kelas 6 SD awal-awal, jadi masih duluan ini dari pada "(Ga jadi) Ikutan lomba préambule UUD 1945" yang diposting tanggal 1 Maret 2013.

Oh iya, untuk intermezzo aja sih, saya masih ga ngerti kenapa tiap Hari Kartini sebagian besar warga negara Indonesia merayakannya dengan menggelar lomba Fashion Show Baju Adat, ada yang tahu?

Ceritanya nih ya, kan waktu itu mau diadain lomba Hari Kartini di SDN Jamika, Jl. Pagarsih Bandung (promosi gratis), dari kelas saya, terpilihlah
saya Fian Apriansyah sebagai Jajaka dan Tanda Jasa Yana (ini beneran asli nama dia, dan dia cewe, Nama Asli #noted) sebagai Mojang. Ga tahu gimana ceritanya tuh bisa saya dan Tanda (sebutannya) bisa terpilih, tapi yang pasti modal buat nyari baju daerahnya dari dana pribadi (ga modal banget yak nih kelas).

Beres terpilih tanpa ada unsur demokrasi di kelas ini, saya sama Pak Asep yang notabenenya Bapak saya sendiri mulai nyari-nyari baju daerah Jawa Barat. Pencarian dimulai di rumah temannya Bapak, namanya Mamah Iteung yang membuka penyewaan baju dan aksesoris pernikahan, dan ternyata eng ing eng bajunya udah abis, udah disewa sama yang lainnya.

Karena baju ditempat tersebut habis, maka dengan semangat yang menggebu-gebu, semangat revormasi 1998 saya mencari ke tempat lain (eh males banget), karena ga ada di Mamah Iteung, ya udah ga nyari-nyari lagi. Sekarang tinggal mikir alesan apa yang bagus baik dan terpercaya sebagai alasan saya tidak jadi ikutan lomba peragaan busana daerah hari kartini ini.

OKE, dengan pede yang udah kelewatan (deg-degan juga sih) saya menelepon Bu Diah, wali kelas 6 saya, kurang lebih percakapannya begini:


Saya: "Assalamu'alaikum, bisa bicara dengan Bu Diahnya" (karena yang ngangkat bukan Bu Diah, kalo yang ngangkatnya Bu Diah saya langsung to the point)

Penerima Telepon (ga tahu siapa namanya): "Bisa, ini dari siapa ya?" (HAH, gila aja dia ga tau siapa gue)

Saya: "Saya Fian Bu, muridnya"

Penerima Telepon: "Oh sebentar ya"

(tak beberapa lama)

Bu Diah: "Iya Fian ada apa?"

Saya (Memasang muka memelas dan suara diserak-serakin): "Bu, maaf ... tapi sepertinya saya tidak bisa ikut lomba kartinian, soalnya saya sakit (bohong), jadi ga bisa cari bajunya" (aduh Ibu hampura lamun maca ieu)

Bu Diah: "Oh iya Fian, ga apa-apa, semoga cepet sembuh ya"

Saya (ekspresi senang, sukses, bahagia): "Iya Ibu, terima kasih" (menutup percakapan)

Nah, tiba di Hari H nih. Karena penasaran, sakit-sakit juga (padahal bohong) saya ke sekolah karena mau liat yang lainnya lomba. Oh, FYI Tanda masih ikutan kartinian tanpa saya, pendampinya. Fashion Show Baju Adat dimulai, liat kontestan yang lain pada berpasang-pasangan, uwow, watir Neng Tanda cendilian ... nah giliran dia nih naik panggung, OK, siap .... dia pake baju adat Jawa Tengah dengan beludru hitam dan samping putih coklat kalo ga salah, aksesoris emas, rambut lengkap dengan sanggul yang lumayan guede. She looks so biyutipul dengan kulit putih karena memang turunan Chinesse dari Bapaknya.

Sipp, semua kontestan udah maju, tinggal nunggu pengumunan pemenang. Sebagian kontestan udah pada pulang karena pengumumannya kelamaan. Ibu (aduh gawat, saya lupa siapa nama Ibu guru yang ke atas panggung nyebutin siapa pemenangnya, Ibu Susi gitu ya?) "tersebut" ke atas panggung, dengan niat baik akan mengumumkan siapa pemenang lomba kartinian tahun ini ..... (drum roll) dan juara ke-3 jatuh pada kelas 6 dari SD Jamika 3, itu kelas saya hahahahahahahha te te te t t t... ta..ta...tapi Neng Tanda udah pulang, ga ada yang naik panggung, dan saya dengan pede nya entah disuruh siapa dan mungkin kemauan sendiri, saya yang naik panggung dan menerima Piala Lomba Fashion Show hari Kartini Juara 3. Menerima Piala tanpa mengikuti lomba itu sesuatu sekali.

Tanggung jawab moral nih, megang piala orang lain, maka dengan penuh keikhlasan, sepulang menerima piala (dan pasti difoto) saya jalan kaki (busyet jauh juga aslina) ke rumah Tanda untuk memberikan piala tersebut. Kabar terakhir sih saya lihat dan dengar Tanda Jasa Yana sudah pernah ada di FTV-FTV gitu di SCTV, tapi waktu terakhir pa-amprok di depan trotoar Istana Plaza Bandung, dia masih kenal kok sama saya, ramahnya ga ilang, dan Tanda itu bahasa Sunda nya sopan banget, lemes pisan.

Mungkin tidak semua mengingat cerita ini sewaktu SD, tapi kenangan SD di pikiran saya begitu melekat, karena mungkin waktu 6 tahun sekolah bukan waktu yang singkat, meski untuk anak seumuran 6-12 tahun. :)

1 comment: