Thursday 12 January 2012

#MalJumCeria "Sudah ngantuk atau sudah tahu?"

“minggu depan kostan kamu habis ya Ri, mau diterusin atau mau pindah? Maaf loh, bapak Cuma nanya” tanya Pak Tanto pada Ari, mahasiswa yang ngekost di kostannya.

“oh iya pak ga apa-apa, kayaknya saya mau pindah aja Pak” jawabnya.

“oh iya kalo begitu, maaf ya sekali lagi, bapak nanya soalnya ada mahasiswa lain yang nanya kamar kosong, bapak jadi ga enak” sambil lalu, langsung keluar dari halaman kostan.

Kostan Pak Tanto mempunyai 10 kamar yang terletak di belakang
rumah Pak Tanto. Kamarnya lumayan bagus, WC bersih, lingkungan ramah, Pak Tantonya sendiri ramah hanya saja harga kostannya yang semakin mahal. Sebenarnya keluarga Ari tidak masalah dengan harga yang naik, tapi

Ari sendiri yang tidak enak untuk minta uang lebih ke orang tuanya.

Ari sendiri adalah mahasiswa Hubungan Internasional suatu Universitas Negeri di Bandung, dia asal dari Jakarta, tidak punya saudara di Bandung sehingga harus kost. Kostan-kostan yang baru nya kali ini lebih dekat dengan kampusnya. Kamarnya memang lebih kecil, tapi lumayan nyaman karena barang-barangnya pun tidak begitu banyak. Kostannya kali ini campur, untuk laki-laki dan perempuan, ada 7 kamar, 4 diisi perempuan yang salah satunya adalah teman sekelasnya dan 2 diisi laki-laki yang merupakan adik kelasnya di jurusan HI.

Pagi itu dia pindah kamar dengan dibantu teman-temannya, setelah semua barang pindah, temannya langsung pulang “What a great friends they are” pikir Ari.

Ari beres-beres kamar hingga hampir sore, lalu dia mandi dan beristirahat sesaat sambil menonton tayangan TV, browsing-browsing, beli makan, kelelahan lalu langsung tidur waktu menunjukkan jam setengah 1 malam.

Karena kelelahan, posisi tidur Ari di lantai, tidak dikasurnya. Beberapa saat setelah dia tidur, dia merasakan ada yang aneh di dirinya. Dia membukan mata, nafasnya langsung berasa sesak, dia melihat kakinya ternyata melayang-layang di udara.

Kaget, dia menendang-nendang udara disekitar kakinya, pegal tanpa hasil menginjak lantai yang dia inginkan. Nafasnya semakin sesak, wajahnya berubah dari merah sedikit-sedikit tapi pasti berubah menjadi keunguan, lehernya perih, matanya berair tapi dia tidak tahu apa penyebabnya. Dia meraba-raba sekitar lehernya. Ternyata ada tali melingkarinya, sambil terus berusaha bernafas dia dengan tersengal-sengan dan ceroboh berusaha melepaskan ikatannya. Sambil tersengal-sengal dia berusaha meraih apa pun yang ada dijangkauannya.

Terkejut tidak kepalang ketika dia melihat kebawah di lantai, terbaring seorang lelaki yang terdidur di lantai. Memakai baju putih yang sama seperti miliknya, celana pendek yang sama dipakai olehnya dan tidak lain tidak bukan Ari sedang melihat dirinya sendiri dilantai.

“AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH Toooooolooooooooooooong, siapa pun toloooong” teriak Ari sejadi-jadinya.

“Yuliaaaaaaa toloooooong” berharap temannya yang satu kostannya mendengar, tapi tak ada yang pergerakan yang terdengar. Dia tetap bergeraak-gerak karena makin sesak nafas, memejamkan matanya, berharap ketika terbuka dia bisa keluar dari mimpi buruk ini.

Tapi benar saja, ketika dia membuka mata dengan nafas terengah-engah, dia terbangun dilantai, tempat diaman dia tertidur.

“sukurlah, Cuma mimpi doang” dia menarik nafas dan membuangnya beberapa kali. Ari terduduk, terdiam, melihat sekelilingnya, baru sadar kalau dia ada di kamar baru dengan lampu yang sudah dimatikan, hanya cahaya dari laptopnya yang masih menyala. Dekorasi yang baru dikamar barunya, ari merasa seperti aneh, dia melihat sekeliling, seperti memastikan bahwa itu kamarnya.

Ketika matanya sampai di salah satu sudut kamarnya, dengan mata yang terbelalak, tubuh yang gemetar dan keringat dingin yang mulai meluncur di keningnya dia melihat sosok tergantung diam dengan mata terbuka dan leher yang terkulai lemas, masih belum yakin apa yang dilihatnya karena cahaya hanya didapat dari monitor laptop yang masih nyala. Tap matanya tidak bisa berbohong, dia melihat sesosok tubuh yang benar-benar tergantung. Laki-laki, ya itu laki-laki yang menggantung. Tergantung diam seperti membatu, matanya yang terbuka menatap tajam tapi kosong ke arah ari.

Ari yang mulai menenangkan dirinya, seketika itu pula lari ke luar kamar, dia masuk ke dapur umum yang ada di kostannya. Mengambil segelas air lalu meminumnya untuk menghilangkan keterkejutannya. Dia yakin apa yang dilihatnya, tapi tidak percaya dengan sosok yang menggantung di sudut kamarnya.

Ketika dia mau duduk di meja makan, lagi-lagi dia dikejutkan dengan lelaki yang duduk disitu. Ari belum pernah melihat laki-laki itu. Tapi laki-laki itu langsung melihatnya dan senyum seolah kenal dengan ari

“kamu anak kost baru itu ya?” tanyanya.

Mendengar laki-laki itu menyapa terlebih dahulu, Ari merasa lebih tenang “berarti dia manusia” akunya dalam hati.

“iya, saya ari,ngapain kamu malem-malem di dapur” tanya ari yang langsung duduk di sebrangnya di meja makan.

“biasa, kalo banyak tugas biasanya saya suka ngerjain nya didapur, lumayan sambil ngemil” jawabnya sambil memperlihatkan tumpukan kertas didepannya “oh ya nama saya agus, dari surabaya” sambil lalu dan meneruskan corat coret di kertasnya.

“oh,jam segini masih diluar,berani hahaha” sebenarnya ari ingin cerita sama agus tentang apa yang dilihatnya di kamar, tapi melihat agus sedang serius mengerjakan tugas dan mereka baru kenal pula, jadi tidak enak untuk menggangu agus dengan cerita yang tidak tahu benar tidaknya.

Ari hanya duduk dan melihat sekeliling, begitu sepi kostan ini, dia melihat jam tanggannya menunjukan pukul setengah 4 pagi. Dia memainkan pensil milik agus yang tidak dipakai, memainkannya agar gugupnya hilang. Karena tangannya terlalu bergetar dia menjatuhkan pensil tersebut. “oh maaf,saya ganggu ya” sambil melihat agus yang hanya tersenyum dibalik tugas-tugasnya.

Ari bergegas mengambil pesil yang jatuh tersebut dikolong meja makan. Ketika dia akan mengambilnya, kagetnya minta ampun, kaget yang kesekian dimalam ini tapi yang ini dengan pencahayaan yang benar dan mata yang terbuka sepenuhnya. Ketika akan mengambil pensil dia melihat tidak melihat apa-apa di kursi didepannya yang harusnya ada badan dan kaki agus. Dia buru-buru mengambil pensil tersebut dan dengan setengah hati dia melihat kembali agus yang memang masih asik dengan pulen dan kertas yang berserakan diatas meja makan. Dia meletakkan pensil dengan hati-hati didepannya. “eeehhhmmm maaf agus, saya duluan ke kamar ya, udah ngantuk, besok kuliah pagi” sambil berdiri.

Tanpa menatap, dengan suara yang dingin, suara yang bisa membuat kucing sekali pun menjerit agus menjawab:

“SUDAH NGANTUK ATAU SUDAH TAHU?”

Suatu pertanyaan yang membuat tanda tanya besar, ari yang sedari tadi memang masih lemas dengan kejadian yang dialaminya dalam kamar, makin lemas dan tidak sadarkan diri di situ juga.

“ari, ari bangun, kamu pingsan disini?hay bangun hey, ri jangan nakut-nakutin ah” teriak-teriak yulia yang sedari tadi berusaha membangunkan ari yang terkapar tidak sadarkan diri dekat meja makan di dapur.

Ari yang mulai tersadar, lalu duduk terdiam di dekat yulia, semua penghuni kostan ada. Yulia membopong ari ke kursi diruang tamu. Ibu Ani yang merupakan pemilik kost-kostan tersebut menghampiri ari dengan segelas air.

“de ari kenapa?ada yang bisa ibu bantu?”tanya ibu ani dengan hati-hati.

Tanpa pikir panjang, ari menceritakan semua yang dia alaminya malam tadi. Dari mulai dia seperti bunuh diri,melihat dirinya sendiri,melihat laki-laki yang gantung diri dikamarnya dan sosok agus yang dia temui di dapur.

Seketika air mata ibu ani menetes didepan semua anak-anaka kostan nya. Ari yang merasa tidak enak lalu berkata “maaf bu,bukan maksud menyinggung,mungkin kata2 saya salah”

“tidak tidak de’ ari,ibu yang harusnya minta maaf, tidak seharusnya ari dikamar itu, ka.....” langsung terdiam, seperti salah pilihan kata. “maaf sebelumnya,mudah-mudahan tidak marah, sebenarnya agus adalah anak bungsu ibu,dia anak yang pintar, memang kebiasaanya tidur larut untuk mengerjakan tugas di meja makan” terisak. “tapi 5 tahun lalu, entah dengan alasan apa, sepulang dari kampus dia tampak begitu gusar, pulang langsung masuk kamar dan tidak makan malam seperti biasanya, hingga pada akhirnya pagi-pagi kami mendapat.....” air matanya terus mengalir “...mendapatinya sudah tidak bernyawa, dia gantung diri dikamarnya. Teman-temannya banyak yang datang,mereka menceritakan apa yang membuat agus gusar kemarin. Tugas yang dia kerjakan semalam suntuk tidak diterima oleh dosen, tugasnya malah dilempar didepan teman-temannya, tampakya dia merasa malu akan hal itu sehingga stress dan akhirnya ......” dilanjutkan dengan tangis.

No comments:

Post a Comment