Wednesday 9 January 2013

Untuk Mamah


Tiba-tiba ingat..

Masih ingat dalam memori otak pelupa ini ketika waktu SD menangis pulang lagi dari sekolah karena uang jajan tidak sesuai dengan yang diminta, hingga pada akhirnya ditingkalkan mamah.

Masih ingat pula ketika kelas 5 pulang dari sekolah dengan mata lebam, ditonjok kakak kelas karena hanya rebutan roti, hanya beliau yang cepat mananganinya.

Masih ingat di sela-sela sel otak ini, ketika mamah menangis karena saya keukeuh pengen makan mie instan ketika sakit.

Masih terekam dalam organ pemikir ini ketika mamah dengan rela mengeluarkan uangnya untuk membelikan “jimbot” ketika kita akan ke dokter karena saya sakit dan ketika memberikan rezekinya ke toko furniture untuk membeli kasur empuk untuk saya beristirahat.

Masih berkilat kenangan-kenangan ketika sama-sama, hanya berdua jalan ke puskesmas, hanya sekedar ingin makan mie kocok ke pasar andir atau berjalan periksa kesehatan mamah ke dokter.

Dan masih banyak lagi memori lainnya yang hanya saya, mamah dan Tuhan yang tahu, betapa indahnya kenangan itu untuk sekedar dituliskan.

Mamah curang, belum menengok kampus saya seperti apa.

Mamah curang, belum menyemangati saya ketika mengerjakan skripsi, seminar atau pun sidang.

Mamah curang, tidak datang ke upacara wisuda, seperti mamah teman-teman yang lain.

Mamah curang, belum tahu kalau sekarang saya sudah bekerja di Jakarta.

Mamah curang, tidak mendampingi saya di akad nikah nanti dan melihat cucu dari saya.

Tapi mamah pasti sudah punya tempat paling indah di sana, terang, luas dan nyaman. Insya Alloh mah, doa saya tidak akan terputus.

Nani Rosmala 6 April 1955 – 8 Mei 2009

4 comments:

  1. Mamah kamuu lagi kumpul sama mamah akuu di sana, fi ;)

    ReplyDelete
  2. mamah kamu selalu melihatmu dari sana fi, semangat mas bro. hanya do'a anak yang soleh yang bisa diberikan saat ini... hanya itu dan yah lakuakanlah.. semangat.. buat mamahmu bangga.. :)

    ReplyDelete