Tuesday 2 December 2014

Ada Cinta

Ucapkanlah kasih..
Satu kata yang kunantikan..
Sebab ku tak mampu membaca matamu.. mendengar bisikmu..

Nyanyikanlah kasih..
Senandung kata hatimu..
Sebab ku tak sanggup
Mengartikan getar ini..

Sebab ku meragu pada dirimu..

Mengapa berat ungkapkan cinta
Padahal ia ada
Dalam rinai hujan
Dalam terang bulan
Juga dalam sedu sedan..

Mengapa sulit mengaku cinta
Padahal yang terasa
Dalam rindu dendam..
Hening malam..
Cinta, terasa ada..

Wednesday 16 July 2014

Makin Yakin Part I

Fian Apriansyah, orang ini seperti orang lain pada umumnya. Lahir dan tumbuh pada keluarga yang tidak kaya, tapi pula tidak miskin. Alhamdulillah untuk keperluan pokok selalu tersedia, mungkin karena Mamahnya yang pandai mengatur uang keluarga atau pun pemberian anak-anaknya yang lain.

Bete bukan dari pertama sudah membahas narsis diri sendiri, tapi ini yang saya ingin tulis setelah sekian bulan tidak pernah posting di blog ini.

Fian yakin somehow dirinya ada di dunia ini penuh dengan keberuntungan. Sedari kecil, dia sering melihat tangan dan kakinya sendiri dan berpikir "untuk apa saya ada di dunia ini" sembari tiduran dan melihat kemampuan otot tubuhnya untuk menggerak-gerakan tangan dan kakinya dengan gerakan memutar, menekuk dan gerakan lainnya yang bisa dikuasai bagian tubuhnya itu.

Otak Fian termasuk cerdas, sedari Taman Kanan-kanan di TK Tunas Pendawa, dia selalu menjadi salah satu perhatian Gurunya, yaitu Bu Lusi dan Bu Yayah, masih ingat di benaknya penampakan kedua Guru pertamanya di organisasi formal ini. Diperhatikan karena dia anak yang cepat tanggap, cepat menyerap pelajaran. Mungkin salah satu faktornya karena kakak-kakaknya sudah sekolah cukup tinggi, sekitar SMA ketia dia lahir. Umur 3 tahun dia hafal bilangan 1 - 10 dalam bahasa inggris walau pun tidak tahu artinya, senang menggambar walau pun pada akhirnya hasil akhir dari gambar tersebut tidak ada yang istimewa alias standar, tidak cadel tapi tidak tahu bagaimana mengucapkan mobil bisa menjadi mojih, sudah semenjak TK dia takut yang namanya telat (sampai sekarang pun jarang sekali telat/tidak tepat waktu), punya banyak kenalan tapi bukan teman, cengeng tapi terkadang ditakuti teman sebayanya dulu karena senang mencakar, suka ... ah jadi ngelantur.

Masuk SD, Fian tidak pernah tidak masuk 5 besar di kelasnya, bahkan selalu jadi ranking ke-2. Even waktu si juara pertama pindah sekolah, dia harus rela tetap menjadi ranking ke-2 karena si ranking ke-3 tiba-tiba menyusulnya, dan makin yakin dia beruntung karena sedari kecil dia tidak pernah yang namanya menghapal hingga larut malam atau mati-matian, hanya paling baca sekedarnya dan lalu bilang "gimana nanti".

Keadaan seperti itu terjadi sampai kuliah. Fian dikenal sebagai salah satu siswa yang pintar. Tapi dia makin yakin kalau dia (masih) beruntung, dia tidak yakin dia pintar dalam hal akademik, contohnya: dia sama sekali tidak pandai matematika, tapi nilai matematinya selalu diatas rata-rata kelas, mending. Dia tidak bisa fisika, dibuktikan nilai fisika pada rapot kelas X di SMAN 6 Bandung nilainya 5, nilai terburuk yang pernah dia dapat selama sekolah. Makin yakin kalau dia beruntung karena dia bisa masuk kelas IPA, padahal nilai fisika 5 dan sebenarnya dia ingin masuk kelas IPS karena suka sejarah. Kimia, hhmmm apalagi, dia paling malas mengerjakan soal-soal kimia dan perhitungan rumusnya yang rumit beserta tabel periodik yang runyam itu. Tidak ada pelajaran inti di kelas IPA yang bisa dia handle sendiri. Tapi dia bersyukur karena jaman ketika dia Ujian Nasional belum disertakan mata pelajaran IPA, hanya Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

bersambung ....

Monday 13 January 2014

Faktanya hujan ...

Gembiranya hujan yang akhir-akhir ini jatuh hampir di seantero Indonesia. Ada yang bersuka cita karenanya, namun tidak sedikit juga yang memaki-maki dirinya karena mengganggu aktifitas sehari-hari. Tak sedikit karya emas yang tercipta karena si hujan datang, tapi banyak juga karya anak bangsa yang hancur karena hujan terus-terusan mengguyurnya.


Kalau buat saya pribadi, tidak masalah Hujan atau Kemarau, jika harus keluar rumah, harus melakukan aktifitas di luar, harus hujan-hujanan dibonceng motor atau jalan kaki sekali pun, saya dengan senang hati (agak terpaksa) akan menjalaninya.

Mungkin, fakta tentang hujan yang akan saya bahas ini sudah kalian katahui sebelumnya. Ya, siapa tahu bisa bisa menambah pengetahuan bagi yang belum tahu.

- Hujan yang turun dari awan adalah dari air yang menguap dari Bumi, dan setiap detik ada sekitar 16 juta ton air yang menguap. See, gak perlu aneh jika sampai hujan badai dan hujan yang turun keroyokan. Air yang menguap aja sampai jutaan ton, untung jatuhnya gak segitu juga. Syukurilah itu.

- Butiran hujan akan berubah bentuk ratusan kali setiap detiknya, dan jika dibekukan akan membentuk kristal transparan yang indah. Dengan ukuran yang mini, Sang Maha Pencipta pun bisa melakukannya dengan sempurna dan dengan indah.


- Senang dengan wangi khas setelah hujan? ternyata tanah, rumput, ilalang dan tumbuhan lainnya akan mengeluarkan bau yang khas setelah diguyur hujan, senyawa tersebut dinamakan petrichor.
Petrichor (/ˈpɛtrɨkɔər/) is the scent of rain on dry earth, or the scent of dust after rain. The word is constructed from Greek, petros, meaning stone + ichor, the fluid that flows in the veins of the gods in Greek mythology. It is defined as "the distinctive scent which accompanies the first rain after a long warm dry spell". (wikipedia)
- Dan yang sampai saat ini para ilmuan belum bisa membeberkan fakta dan buktinya, bahwa hujan bisa menghipnotis pikiran manusia sehingga bisa meresonansi ingatan masa lalu. Sampai saat ini, para ilmuan hanya berpendapat bahwa ketika hujan turun, terdapat nada atau lagu yang hanya bisa didengar oleh dia yang merindu (nah, mulai galau deh, kemudian nunggu hujan).

Saturday 11 January 2014

Out of the Comfort Zone

Out of the Comfort Zone, keluar dari zona aman. Banyak orang akhir-akhir ini sering mengatakan hal demikian.

Source: http://goo.gl/Hd6wnN

Wednesday 8 January 2014

Kalo emang milik kita, nanti juga ngedatengin.

Stress, Depresi, Ngenes adalah ketika sesuatu yang kita cari (dan kita anggap mudah mencarinya) ternyata menjadi hal yang nihil setelah sekian lama dicari.

"pasti dapet, gampang kok" itu pikiran pertama saya ketika akan mencari hal tersebut.

Berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, ternyata hal tersebut tidak ditemukan. Desperado.

Tapi ketika kita sudah berusaha semaksimal mungkin, dengan tekad yang kuat dan positif. Istilah "Indah pada waktunya" itu akan benar-benar indah dan TEPAT waktu. Sebenernya sih saya gak terlalu percaya pada istilah itu, kecuali kalo kita kerja keras, membulatkan tekad dan yakin akan mendapatkannya. Kalo cuma ngandelin istilah seperti itu, orang-orang bisa aja cuma diem karena ngandelin istilah "Semua akan indah pada waktunya kok, mending diem aja".

Tuesday 7 January 2014

Sinar dan Tetesan

Sinar dan Tetesan jarang bertemu. Mereka hampir selalu berselisihan jalan. Ketika Sinar tiba, sang Tetesan entah dimana berada. Begitu pun sebaliknya, ketika Tetesan datang, sang Sinar sepertinya lari entah kemana.

Tapi ada kalanya mereka bertemu, ketika Sinar sedang terik-teriknya, tiba-tiba sang Tetesan datang menghampiri. Ternyata perpaduan mereka berdua sangat indah, terkadang.

Monday 6 January 2014

Hidup Sebagai ...

Hidup sebagai .... , kamu maunya apa?

Banyak yang bilang kalo mau hidup yang enak, kita harus kerja keras dulu. Ya memang, kalo kamu mau apa-apa sendiri, kamu mau gak mau mesti kerja keras. Bukan dalam arti kerja keras banting tulang jadi karyawan atau buruh, tapi kemauan itu harus kamu pegang dan tidak pernah menyerah sampe kamu ngedapetin semuanya.

Hidup sebagai mahasiswa, walau pun "istilahnya" salah jurusan, kamu dipaksa untuk mendapatkan nilai yang "sempurna", tugas yang baik juga lulus tepat waktu. In my case, kalo gue gak lulus tepat waktu, wayahna harus bisa bayar sendiri sebagian uang kuliahnya.